Pemulihan Hubungan Orangtua dan Anak Lewat Komunikasi Empati

Sering kali kita terlalu cepat memberi label “nakal” pada anak karena melihat dari sudut pandang orang dewasa. Padahal, di balik setiap tindakan anak, ada alasan yang mungkin tak kita pahami. Anak yang berbohong bisa jadi hanya takut mengecewakan orangtuanya. Anak yang mengambil barang orang lain mungkin belum mengenal konsep kepemilikan. Anak yang berkata kasar bisa jadi sedang berjuang untuk diterima oleh teman sebayanya.

Dengan memahami alasan di balik perilaku anak, kita bisa membangun komunikasi yang lebih empatik, membuka ruang untuk hubungan yang lebih hangat dan harmonis. Buku ini mengajak kita untuk melatih komunikasi empati, bahkan dalam situasi yang penuh emosi atau ketegangan.

Apa Kata Para Ahli?

“Buku ini sangat ringan dan mudah dipahami. Tidak seperti buku parenting pada umumnya, buku ini mengajak pembaca untuk terlebih dahulu memahami dan berempati pada diri sendiri sebelum mulai membangun komunikasi dengan anak. Dilengkapi berbagai studi kasus, pembaca akan dibantu memahami makna di balik setiap perilaku anak dan cara meresponsnya dengan bijak.”

— Samanta Elsener, M.Psi., Psikolog Anak dan Keluarga, Parenting Expert, & Mental Health Influencer

“Buku ini wajib dibaca para ibu karena membahas dua hal krusial dalam peran sebagai orangtua: pemahaman diri sebagai fondasi self-love, dan empati dalam interaksi sehari-hari. Dengan penyampaian yang hangat dan relatable, buku ini terasa seperti sedang ngobrol dengan sahabat yang memahami perjuangan kita.”

— Puty Puar, Ilustrator & Inisiator “Buibu Baca Buku”

Beli Bukunya DISINI.

Penerbit: